Oleh : Asno Minanda.BY
Di negara Arab zaman dahulu keledai dimanfaatkan sebagai alat transportasi. Seorang ayah bersama anaknya melakukan perjalanan ke suatu tempat dengan membawa seekor keledai. Ayah dan anak itu menunggangi keledai itu berdua.
Ketika mereka melewati suatu pasar keadaan ini menarik perhatian orang ramai. Di antara mereka berkata "Ini adalah penganiayaan, keledai kecil ditunggangi, berdua pula, bukankah ini penyiksaan terhadap binatang? Dasar manusia tak punya perasaan" celotehnya
Mendengar komentar orang itu, sang ayah turun dan membiarkan anaknya tetap di atas keledai sendirian dan melanjutkan perjalanan sambil berjalan kaki mengiringi keledai yang ditunggangi anaknya.
Tak lama berselang mereka pun melewati sekelompok orang ramai. Sekali lagi salah seorang dari mereka berkomentar "Dasar anak kurang ajar, tega membiarkan ayahnya berjalan kaki, sementara dia enak-enak menunggangi keledai sendirian" celetuknya.
Karena komentar orang itu sang anak pun turun dari keledai dan menyuruh ayahnya naik ke punggung keledai, sementara dia berjalan kaki mengiringi keledai yang ditunggangi ayahnya.
Setalah melanjutkan perjalanan mereka pun melewati sekumpulan orang banyak. Mereka pun mendengaar teriakan salah seorang di antaranya "Dasar bapak tak punya otak, dia enak-enak naik keledai, sementara anaknya dibiarkan berkeringat jalan kaki diterik matahari" soraknya.
Tanpa menjawab sorakan itu sang ayah pun turun dan berjalan kaki bersama-sama sang anak sambil menuntun jalannya keledai.
Ketika mereka melewati suatu perkampungan, lagi-lagi mereka mendengar cemo'ohan di antara penduduk kampung itu "Alangkah bodohnya orang tua dan anak ini, punya keledai tapi tidak dimanfaatkan untuk kendaraan, kalau seperti ini sebaiknya tidak usah bawa keledai segala" ejeknya.
Menimpali ejekan itu sang ayah berkata kepada anaknya "Beginilah manusia, mereka hanya pandai menilai dan berkomentar, suka mencari-cari kesalahan orang lain, ada saja yang salah di mata mereka. Kalau kita ikuti kata-kata mereka, maka rusaklah kita. Oleh sebab itu kita sebaiknya tidak menerima semua poerkataan mereka, namum pikirkan perkataan mereka dan perbuatlah apa yang menurut kita baik, jangan terpengaruh oleh ucapan mereka" nasehat sang ayah itu kepada anaknya.
KESIMPULAN :
- Kebanyakan orang memang suka mencari-cari kesalahan orang lain.
- Jangan mudah terpengaruh dengan ucapan orang lain, kecuali atas dasar kebenaran.
- Pertimbangan harus berdasarkan keadaan dan skenario yang kita hadapi.
- Bak pepatah "Yang baik jadikan tauladan, yang buruk jadikan sepadan"
Diambil dari "Catatan Asno Minanda di Facebook"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar