Minggu, 23 Oktober 2011

URGENSI BAHASA ARAB UNTUK JURU DAKWAH


Oleh : Rusydi.AM



Menurut Rasulullah Saw. ada tiga alasan penting kenapa seorang muslim harus mencintai Bahasa arab. Pertama, karena al-Qur’an diturunkan Allah dalam Bahasa Arab. Kedua, karena Rasulullah Saw. sendiri berkebangsaan Arab. Ketiga, karena Bahasa Arab adalah bahasa komunikasi penduduk sorga.

Al-Qur’an al-Karim adalah kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai petunjuk bagi umat manusia. Ia merupakan dasar pertama dan utama ajaran Islam yang secara garis besar terbagi kepada aqidah, syari’ah dan akhlak. Bila seseorang muslim salah dalam memahami al-Qur’an, apalagi seorang da’i dan guru, lalu pemahaman yang salah itu disampaikan oleh juru dakwah kepada umat, dan guru mengajarkannya kepada peserta didik, maka terjadilah kesalahan dan kesesatan yang berlipat ganda. Si juru dakwah (da’i) dan guru tersebut dikategorikan sesat dan menyesatkan (dhallun-mudhillun).


Selanjutnya, Rasulullah Saw. adalah orang Arab yang tentu saja dia berbicara dalam bahasa Arab. Pembicaraan tersebut mencakup komunikasi beliau dalam pergaulan tentang hal-hal yang sifatnya duniawi. Selain itu,–ini yang paling utama–, beliau berbicara tentang masalah-masalah keagamaan yang kelak dalam terminologi agama disebut dengan hadis atau sunnah. Umat Islam harus memahami hadis atau sunnah, karena ia merupakan sumber kedua ajaran Islam, dan juga berfungsi menjelaskan al-Qur’an. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap hadis atau sunnah juga harus benar, sebab kalau tidak juga akan sesat dan menyesatkan.


Tujuan akhir kehidupan seorang muslim adalah kebahagiaan dunia dan akhirat. Kebahagiaan dunia ditandai antara lain dengan kedamaian dan ketenangan bathin, kesempurnaan ibadah, kemapanan ekonomi, kesuksesan kehidupan berkeluarga dan lain-lain. Sementara kebahagiaan ukhrawi tentulah menjadi ahli sorga di bawah ridha Allah swt. Di sorga bahasa komunikasi adalah bahasa Arab.


Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, cintailah bahasa Arab, pelajarilah dengan sungguh-sungguh, sehingga lahir maharat al-arabiyah; maharat al-qira’ah (keterampilan/skill membaca), maharah al-kitabah (skill menulis), maharat al-kalam (skill berbicara), dan maharat al-istima’ (skill mendengar). Apalagi bahasa Arab bahasa juga ilmu pengetahuan, mayoritas kitab-kitab ilmiah diniyyah masih tersimpan dalam buku-buku yang berbahasa Arab sehingga tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa bahasa Arab sebagai miftah al-’ulum. Apalagi sekarang, bahasa Arab telah menjadi bahasa internasional, salah satu bahasa resmi yang dipergunakan di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar